Inklusi bukan berarti eklusif

 Assalamualaikkum para pembaca sekalian , sudah lama saya baru menyapa lagi , semoaga semua baik -baik saja ya, kali ini saya akan membahas tentang suatu istilah yang berkaitan dengan dunia pendidikan.

Apa yang ada dalam benak anda ketika anda mendengar kata inklusif?? sebagian orang selalu mengindentifikasikan kata inklusif dengan orang yang serba kekurangan atau keterbatasan , namun bagi saya inkulsif adalah sesuatu yang sangat menarik dan dari mereka kita bisa belajar banyak yang selama ini kita sering lupakan

Para pembaca sekalian dalam kesempatan yang baik ini ,saya ingin berbagi pengalaman ketika saya berhadapan dengan peserta didik berkebutuhan khusus atau yang sering dikenal denagan ( PDBK) ternyata pada dasarnya mereka pingin disamakan dengan siswa lain pada pada dasarnya tidak mau dibedakan .Kalau kita memahami tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk mencapai kebahagiaan bagi setiap individu yang menjalaninya, baik bahagia di dunia atau di akhirat.

Sudah saatnya sekarang merekapun harus mendapatkan semacam perhatian dari semua pihak, karena kalau bukan kita yang peduli terhadap mereka siapa lagi betul bukan? namun dilapangan penulis masih sering melihat atau mendengar masih ada sekolah yang tidak menerima PDBK dengan berbagai macam alasannya, dan ini kerapkali membingungkan orang tua yang dianugrahi anak-anak yang luar biasa ini.

Sekolah sering beranggapan anak semacam ini harus disekolah SLB mereka berada bukan di sekolah umum, pendapat seperti ini harus kita luruskan karena pada dasarnya saat ini pemerintah sedang berusaha agar sekolah umum pun bisa menerima mereka , karena kalau kita mengandalkan Sekolah Luar Biasa jumlah sekolahnya masih terbatas dalam satu kecamatan atau bahkan jauh dari tempat tinggal siswa.

Lalu bagaimana ketika mereka bersekolah di lingkungan sekolah umum tentang kurikulumnya apakah harus diganti? saya kira tidak perlu diganti ,karena berdsarkan pengalaman saya mereka cukup mampu mengikuti tapi mungkin capaian pembelajarannya yang harus disesuaikan.Jadi siswa PDBK tidak harus diekslusifkan dalam pelayanannya tapi tetap disamakan dengan siswa pada umumnya.

Lalu apa yang harus dilakukan guru supaya mereka tidak mengalami perundungan oleh siswa? Sebagai pendidik senantiasa harus mengajarkan tentang perbedaan pada siswa kita ,kita ajarkan pada mereka supaya perbedaan ini tidak menimbulkan konflik ditengah pergaulan sehari-hari siswa kita.

Mungkin sampai disini mereka bisa memahami dan bisa mulai belajar menghargai perbedaan yang ada dihadapan mereka, sehingga dalam pergaulannya mereka bisa mengatasi sendiri setap permasalahan yang ada tanpa menjadi besar.

Komentar

  1. Artikel yang menarik dan memberikan pencerahan bagi para pendidik dan masyarakat agar benar-benar memahami Program serta sekolah Inklusif.

    BalasHapus
  2. Tulisan yang memginspirasi, perbedaan janganlah dijadikan hambatan, akan tetapi perbedaan jadikannlah sebagai anugrah, karena dengan perbedaan dapat terjalin kolaborasi dan sinergis, Inklusif adalah layanan pendidikan yang mwngakomodir seleuruh perserta didik tanpa diskriminasi, bukan inklusif yg ekslusif ya pak Cecep.

    Kereen goresan pena pak Cecep.
    Salam inklusif

    BalasHapus
  3. Terima kasih pak cecep..sebuah pencerahan yang sangat berarti bagi sy pribadi khususnya sebagai pendidik disekolah umum cara memperlukan PDBK.

    BalasHapus
  4. Sepakat dengan pak cecep..tulisannya sangat menginspirasi dan membuka wawasan pembaca tentang inklusi..semangaaad kita melayani siswa inklusi disekolah kita

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kurikulum Merdeka sebuah bahan kajian

Tepa selira dalam suatu hubungan

Yu kita sambut bulan Ramadan dengan ceria dan semangat